Jumat, 01 April 2011

Masih




Masih. Pandangannya terlempar diantara sawah-sawah dari atas bukit. Kamera dia letakkan di pangkuannya. Entah berapa lama juga dia berhenti dari tempatnya memandang sosok yang sekelebat hanya punggungnya saja berani dia amati.

2008
“Kamu membenci saya..? Maaf selama ini…” tangan sosok pria itu mengantup
Pandangan masing-masing diantara keduanya hanya jatuh. menunduk. Diam menjeda…
“Ya…” perempuan itu meninggalkan sosok itu sendirian, tak diijinkan pria itu membaca pandangannya yang hampir dijatuhi air dari hati.
Dibaginya diujung jembatan utara, sambil beradu pandang dengan merapi. Degubnya lari belum menentu. Mengisak. 
Ingin dia lempar ingatan tentang sosok itu, ditenggelamkan di dasar sungai ini. Dan dibawa pergi saja sampai jauh, jangan kembali.

2011
Sosok itu masih disini, masih disimpannya. Tatapannya masih menjadi peraduan yang paling teduh. Tak jadi dilempar kenangannya, dia punguti. Dia simpan disebuah kotak kecil.  Sedikit dia berharap ada yang mencurinya lalu dibawa pergi jauh tanpa sepengetahuan perempuan itu, dibuang,  dibakar, atau lebih baik dimusnahkan.
Biar aku menepi
Bukan lelah menanti
Namun apalah artinya
Cinta pada bayangan –kahitna-

To: Mata kejora

2 komentar:

TS Frima mengatakan...

kadang kita terlalu terikat pada kenangan, terlalu takut untuk menepisnya sampai-sampai berharap sesuatu terjadi dan melenyapkannya.
tapi, apa benar begitu yang terbaik? :)

Elsa mengatakan...

blognya baguuuuuuuuuuuuuuuuus banget!
jadi nyaman berlama lama di sini
warnanya, gambarnya... lay outnyaaa
kereeeeeeeeeeeeeeen

 

Blog Template by YummyLolly.com