Minggu, 25 April 2010

Bulan

Hujan, ijinkan aku bercerita tentang bulan. Iya, saat kamu tidak hadir, saat itu aku bisa menatap bulan.  Dan ia bercahaya, aku terus menatapnya. ingin berbicara padanya, dan berbicara pada seorang yang menatap disana juga. Barangkali..
Aku tersenyum serasa berbicara pada bulan separuh wajah itu
”kau tau gadis siapa dia?”
“tentu tidak...Tuhan masih merahasiakannya untukku”
”lalu kau ingin siapa disana yang berharap menatapku”
”dulu pernah, sekarang entah...”
”kenapa?”
”aku ingin berpasrah...”
”lalu tentang hujan yang mengenangkan seorang”
”hujan akan selalu ada, begitupun kenangan tak mungkin ditiadakan, biarkan hujan membawa alirannya sendiri...”
”gadis, berharapkah kamu dengan seseorang”
”tidak lagi, berpasrah dan tawakal mungkin akan lebih menenangkan bulan..”

Rembulan, kau tak tampak pucat. Memejamkan satu mata dan kuangkat tanganku. Indahnya serasa menyentuh cahayamu.

”bulan adakah yang melakukan hal ini dibelahan bumi lain?”
”tentu...”
”oya?”
”iya dia berharap, melihat bulan yang sama agar merasa dekat dengan seorang”
”romansa, bulan?”
”tentu...gadis”
”semoga dia berbalas...”
”gadis jangan berderaikan air matamu disini”
”tentu bulan, aku akan masuk, menutup pintu, mematikan lampu, lalu tertidur, see u ...”
 

Blog Template by YummyLolly.com