Minggu, 04 Juli 2010

Aku, kamu, Hujan


#Aku

Disebuah hari, rintik yang mulai deras,  berlari kecil menutup kepala dengan kedua tangan. Mencari tempat yang aman agar rintik tak semakin menyeruak basah. Tiba diteras toko, tanganku masih mengelap bahu, merekatkan kedua tangan sambil menarik nafas dalam-dalam, sedikit menghangatkan.

“Orang-orang berjalan dengan kanopi, seandainya saja aku punya, aku bisa menikmati hujan yang terasa dekat tanpa basah…ahh tapi aku tidak bisa merekatkan tanganku seperti ini.“

Tampak dari sebelah berjejalan orang bergerombol menghindar dari rintik yang mulai deras. Celah apa yang akhirnya aku bisa melihatmu disisi hujan sejajarku…

Disini….
Disebuah hari aku menemukan kamu…

#Kamu

Menoleh, terdiam dengan, arah mata sayu. Perlahan mengembalikan tatapan dalam tirai birai hujan sore itu.

#Aku

Tatapannya dingin melebihi cuaca ini, bahkan tanganku yang merekat hangat dibahu tiba-tiba dingin.

Aku mencintai hujan, namun yang tidak terlalu dingin seperti ini, tapi bagaimana jika dia yang kucari?
Benar dia sesorang yang kucari, lelaki disebelah tirai hujan, lelaki yang masih diam walau dia sudah mengenal aku, entah apa, karena apa dia hanya menatapku tanpa menyapaku, selalu


Kenangan yang masih kurekatkan pada rinai-rinai hujan, kenangan yang masih kubawa hingga kemana awan mendung mulai berarak membawa semua rinai jauh dari tepi menuju musim yang panas.

Tiba-tiba dingin begitu kejam.

dari yang masih kurasakan, hatiku.

3 komentar:

pak tani dan sang sapi mengatakan...

ungkapkan perasaan itu agar tak terjadi lonjakan yang tak tentu
dan jangan biarkan petir menyambar-nyambar saat hujan tiba...

selamat pagi...

yansDalamJeda mengatakan...

Hujanmu indah. Ya, hujan menyimpan banyak kenangan, sebanyak rinai yang ia punya..
Aq pernah menulisnya Di SINI
juga Di SINI

TS Frima mengatakan...

tapi hujan akan berlalu. berati kenangan juga begitu.

 

Blog Template by YummyLolly.com